Jumat, 14 November 2014

These Final Hours: A Dramatic And Chaotic Earth's Final Hours



Ketika satu bencana besar datang dan akan menghancurkan seluruh isi planet bumi apa yang mungkin orang akan lakukan ketika jam-jam terakhirnya? Could be anything. That's what "These Final Hours" story about, tentang kegetiran jam-jam terakhir sebelum planet bumi hancur, a total apocalypse. Ketika manusia berusaha meluapkan apapun yang ingin ia lakukan sebelum kehancuran datang, ketika sebagian menghadapinya dengan tangan terbuka, sebagian memilih tak melakukan apapun, sebagian memilih berpesta ria dan tak banyak yang memilih menyerah lebih awal, namun satu yang menyamakan kesemua manusia itu, yakni desperation.

These Final Hours merupakan film garapan sutradara Zak Hilditich yang tayang perdana pada 2013 lalu di Melbourne International Film Festival, dan theatrical release pada Juli tahun 2014 di Australia. Selain itu film ini discreening pada  ajang Cannes Film Festival pada bagian Directors' Fortnight Section 

One bloody thing about this film is that, if you are stranger to aussie accent you'll find such a cumbersome in getting what they really say, because its like they talk something so extremely shorter than what it is usually spoken in american, or british instead. Poor this film, there's still no Indonesia and even english subtitle uploaded. So as of now, you have to watch it subsless.

Films Wrap Up


These Final Hours sebuah film dengan basic story nya drama namun dibumbui dengan segala jenis rasa mulai dari scicence fiction apocalyptic nya sebagai latar belakang, thriller survival sebagai penguat emosi penonton dan sebuah romansa cinta di ujung waktu dunia sebagai benang merahnya. "I'm here!" film yang menampilkan cerita tentang seorang pria James (diperankan Nathan Phillips) tentang jam-jam terakhirnya di planet bumi yang harus bertarung dengan waktu dan kekacauan untuk menlong Rose (Angourie Rice) seorang anak kecil yang tak sengaja ia selamatkan dalam perjalanan untuk mengantarkannya pada sang ayah namun juga sebuah gejolak dalam dirinya (James) bertanya-tanya, where does he actually belong in this final hours of earth? or whom precisely.

Sebuah film yang politically clean, yang akan mengingatkan penonton pada beberapa nama besar blockbuster hollywood bertemakan sama, sebut saja Armageddon dan Deep Impact. Dan film "These Final Hours" ini seperti sebuah extended version dari pada climax film-film tersebut karena ceritanya yang langsung menusuk pada titik dimana manusia sudah harus dipaksa menyerah dengan meninggalkan penjelasan ilmiah sebagai sebabnya. Film yang kalau dipikir secara liar, akan mengingatkan kita pada beberapa kasus dan bagian dengan film serupa. Misal, untuk thrillernya seperti sebuah day version of The Purge, dan keputusasaannya seperti sebuah outdoor version of The Divide. Especially for the ending, its a total reminiscent of Deep Impact.Bukan maksud dibanding-bandingkan, hanya saja film ini benar-benar memiliki emosi kuat yang meramu semua kemungkinan rasa yang timbul dalam sebuah film yang bercerita tentang akhir dunia. Sedikit trivia, buat orang-orang yang gemar musik dance dan electronic semisal garapan Calvin Harris, David Guetta dan Zedd di bagian awal dan akhir film akan sedikit terasa seperti sebuah video klip musik, If you know, its like Guetta's Without You, Zedd's Find You dan/atau Calvin Harris' Under Control.

These Final Hours, sebuah film yang menampilkan sisi dramatic dan chaotic sebelum kehancuran bumi diracik dengan sederhana namun tidak kehilangan kemegahannya, membawa emosi penonton kedalam setiap alur ceritanya, scoring musik yang mendukung dan tidak berlebihan serta tone gambar yang bernuansa panas dan gerah semuanya menjadikan These Final Hours sebagai tontonan yang menghibur namun juga sekaligus menggusur. Menggusur penonton masuk ke dalam atmosfir filmnya. Film yang secara konsisten hanya mengambil lokasi di sebuah komplek suburbia di pesisir pantai Pert Australia ini mampu menampilkan cerita secara global sekaligus menjadikannya mudah bagi penonton masuk kedalam ceritanya, so easily and logically relatable.

This film is literally science fiction, but obviously a dramatic and realistic possibility about human's desperation. Worth to watch terutama di jam-jam hening. 85% fresh for your viewing pleasure. And Last, adult content and violence are things that you have to be awared of.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar